
Dalam peraturan pemerintah (PP) Nomor 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) menyatakan bahwa pengelolaan sampah elektronik harus dilakukan khusus oleh pihak yang memiliki izin saja.
Dapat terlihat bahwa jumlah pengguna elektronik saat ini melampui jumlah orang diseluruh dunia. Kecenderungan untuk membuang produk lama dan membeli produk baru sehingga menciptakan masalah munculnya limbah elektronik.
Tantangan dalam mengelola sampah elektronik yaitu terdapatnya komponen yang dikategorikan B3 salah satunya logam berat. Selain itu, adanya senyawa organik persisten yang secara alami sulit untuk diuraikan secara biologi.
Meminimalisir jumlah limbah elektronik salah satu cara terbaik yang dapat dilakukan oleh masyarakat untuk menjaga lingkungan agar tetap aman. Simak penjelasan mengenai dampak serta langkah untuk mengurangi sampah elektronik yang dapat anda lakukan.
Selain mengandung senyawa kimia yang berbahaya, limbah elektronik menyebabkan dampak kerusakan lingkungan yang tidak terurai dengan waktu yang singkat, diantaranya yaitu :
- Polusi tanah : logam berat yang terkandung didalam elektronik sebagai rantai makanan karena diserap tanaman dari tanah. Logam ini tidak hanya merusak tanaman tetapi dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup lainnya sehingga rantai makanan dapat beracun
- Polusi udara: disebabkan dari pembakaran kabel dapat melepaskan hidrokarbon di atmosfer
- Polusi air : perangkat elektronik yang mengandung logam beracun seperti mercury, litium dan timbal jika dibuang secara tidak benar akan bercampur dengan air tanah, kolam dan danau. Secara tidak langsung masyarakat bergantung untuk mengkonsumsi sumber air.
Mengutip dari Zero Waste Indonesia, langkah yang dapat kita lakukan untuk mengurangi limbah elektronik yang semakin hari kian bertambah sebagai berikut :
- Membeli sesuai dengan kebutuhan
- Berusaha untuk memperbaiki kerusakan elektronik
- Donasikan barang-barang elektronik anda yang sudah tidak digunakan kembali
- Menyalurkan limbah elektronik ke tempat yang tepat
Dengan kita belajar untuk memperbaiki elektronik di rumah, maka dapat menambah pemahan yang detail tentang perangkat elektronik.
Sumber :
Zero Waste Indonesia, Merdeka.com, Katadata